Share to Facebook

Wednesday, November 17, 2010

Memaknai Keikhlasan Berkurban Di Hari Raya Idul Adha

Sebuah artikel singkat namun memberikan makna yang mendalam di hari raya kurban ini. Saya kutip dari salah satu komunitas yang saya ikuti di jejaring sosial Facebook. Setelah dibaca memang memberikan makna yang berarti bagi saya antara kebahagiaan dan keikhlasan. Silahkan dibaca bagi teman-teman yang ingin memaknai antara kebahagiaan dan keikhlasan pada artikel dibawah ini. Semuanya di co-pas tanpa saya edit sedikitpun.

Antara Kebahagian dan Keikhlasan Tertinggi (Dalam Rangka menyambut Hari Raya Idul Adha)

Sebagai makhluk sosial manusia tidak lepas dari interaksi dengan yang lainnya. Manusia yang normal dalam kehidupannya tidak hanya berperan sebagai penerima, namun juga sebagai pemberi. Itulah sunnatullah yang sudah berlaku dalam kehidupan.Kebahagiaan manusia tidak hanya terletak di saat ia mendapatkan hadiah ataupun pemberian yang berharga dari orang lain. Orang yang memberikan hadiah pun sebenarnya mendapatkan kebahagiaan yang lebih dibandingkan sang penerima. Satu kebahagian ketika memberi dan dua kebagian setelahnya.

Kebahagian pertama di saat ia memberi, ia akan merasa bahagia karena bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Setidaknya hidupnya bisa bermanfaat bagi orang lain. Apalagi Rasulullah pernah berkata “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Tidak ada kesia-siaan pada harta ataupun kemampuan yang ia miliki. Bisa memberikan kemaslahatan bagi orang lain.

Kebahagian kedua di saat melihat orang lain bahagia karena pemberiannya. Apalagi jika kebahagiaan tersebut dirasakan secara berantai oleh banyak orang. Kebagian yang berlipat ganda.

Kebahagian ketiga ketika mendapatkan balasan dari Tuhannya. Allah telah menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi orang yang berbuat baik Balasan tidak hanya serta-merta dibalas, terkadang ia berkala, terkadang ia ditunda. Dia tidak pernah ingkar dengan janjinya.

Kadar kebagian pemberi tidak hanya terletak pada jumlah yang ia berikan. Tapi seberapa besar kepuasannya ketika memmberi. Ada kebagian tersendiri yang hanya bisa dirasakan oleh pribadi. Terlebih lagi ketika itu ia berikan dengan penuh keikhlasan.

Keikhlasan tertinggi adalah mengorbankan sesuatu yang paling berharga pada diri sendiri. Bahkan nyawa sekalipun. Saya jadi teringat dengan wejangan yang disampaikan oleh guruku Ustadz. Syarif Abadi (Allah yarhamhu) ketika akan pulang ke Indonesia setelah menyelesaikan pelatihan di Kairo. Beliau adalah guru senior di Gontor. Bagiku beliau adalah sosok kepribadian yang bersahaja. Banyak pelajaran yang didapat darinya.

Dalam wejangannya di sela-sela pertandingan IKPM Cup beliau beliau banyak menekankan masalah keikhlasan. “Keikhlasan yang tertinggi adalah mengorbankan sesuatu yang paling berharga pada dirimu”. Kalimat yang pendek tapi memberikan sejuta makna. Tidak salah jika salah seorang dari Trimurti memberikan semboyan “Bondo, bahu, pikir, lek perlu sak nyawane pisan” berjuang bukan hanya dengan harta, kekuatan, atau pikiran saja tapi bila perlu dengan nyawa sekalipun. Betapa di sana terkandung makna keikhlasan yang tinggi. Tidak salah bila efeknya sangat besar.

Para sahabat Nabi mengorbankan banyak harta untuk kemuliaan Islam. Bahkan dengan tebusan nyawapun mereka lakukan. Mereka yakin dengan janji Allah. Semakin besar keikhlasan dalam berkorban semakin besar pula basalan yang didapat. Pengorbanan tertinggi merekapun bisa di rasakan oleh banyak orang, termasuk kita.

Masih ingat dengan kisah orang yang masuk neraka karena seekor lalat dan masuk surga karena seekor lalat. Orang yang masuk surga dengan penuh keyakinannya menolak untuk memberikan sesembahan walaupun hanya dengan seekor lalat. Yang pada akhirnya mengantarkannya kepada kematian. Tapi pengorbanannya bukanlah suatu kesia-siaan. Allah membalasnya dengan surga.

Mudah-mudahan kita bisa senantiasa meningkatkan nilai keikhlasan yang ada pada diri pribadi. Amin. Wallahu a’lam

Sumber : Komunitas Upin & Ipin yang disadur dari http://khotib.multiply.com

Comments :

15 Comments to “Memaknai Keikhlasan Berkurban Di Hari Raya Idul Adha”

non inge said...
on 

amiiiin

selamat hari raya Idul Adha
semoga kita dapat mengambil hikmah dan esensi dari perayaan hari besar ini...

Learn To Share said...
on 
This comment has been removed by the author.
Kaspa Yobel said...
on 

kk tugas Mulok yang Struktur kontrol sudah selesai silakan di cek dan di komentari
trims
:D

Learn To Share said...
on 

kak tugas mulok saya sudah selesaikan..
selahkan di cek..

Ammar said...
on 

kak....
tgaz mulok saya sdah slesai...
sdah bisa di cek

NETWORKING said...
on 

kak tugas mulok saya sudah selesai...
mhon di cek....

reza said...
on 

kag,,,tugas "srtruktur kontrol PHP" sudah siap

Tipanilla erisman said...
on 

kag tugas mulok sudah siap..

Azmi Shiddiq said...
on 

tugas mulok sudah selesai silahkan diperiksa ,,

Harival Tivani said...
on 

kak tugas mulok sudah selesai, mohon diperiksa

DeaVani said...
on 

kak tugas mulok sudah selesai
mohon di cek

nadya said...
on 

kak tugas dah nadya krjakan tapi nadya krim k psan fb... alna blog nadya ngk bisa di buka

Lisa Ariska said...
on 

kak . tugas mulok udah selesaii..
mohon di periiksa..

Dean said...
on 

kk telat ni =="
http://www.tips-techno.co.cc/2010/11/struktur-kontrol-php.html

Pinokio said...
on 

Artikel dan blognya bagus juga, komentar juga ya ke blog saya www.infonotesharian.blogspot.com

 

Copyright © 2014 by Tengku Khairil Ahsyar