Share to Facebook

Saturday, October 18, 2008

Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. PTK memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Masalah berawal dari guru
2. Tujuannya memperbaiki pembelajaran
3. Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian
4. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran
5. Guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti.

Mengapa guru dianggap paling tepat untuk melakukan PTK ?
1. Guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjanya
2. Temuan penelitian tradisional sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran
3. Guru merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya
4. Interaksi guru-siswa berlangsung secara unik
5. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan PTK di kelasnya.

Apa manfaat PTK bagi guru?
1. Membantu guru memperbaiki mutupembelajaran
2. Meningkatkan profesionalitas guru
3. Meningkatkan rasa percaya diri guru
4. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya

PTK sebagai salah satu metode penelitian terdapat beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Validitasnya yang masih sering disangsikan
2. Tidak mungkin melakukan generalisasi karena sample sangat terbatas
3. Peran guru yang bertindak sebagai pengajar dan sekaligus peneliti sering membuat sangat repot.

PTK dimulai dengan adanya masalah yang dirasakan sendiri oleh guru dalam pembelajaran. Masalah tersebut dapat berupa masalah yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan harapan guru atau hal-hal lain yang berkaitan dengan perilaku mengajar guru dan perilaku belajar siswa. Langkah menemukan masalah dilanjutkan dengan menganalisis dan merumuskan masalah, kemudian merencanakan PTK dalam bentuk tindakan perbaikan, mengamati, dan melakukan refleksi.

Keempat langkah utama dalam PTK yaitu merencanakan, melakukan tindakan perbaikan, mengamati, dan refleksi merupakan satu siklus dan dalam PTK siklus selalu berulang. Setelah satu siklus selesai, barangkali guru akan menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas dipecahkan, dilanjutkan ke siklus kedua dengan langkah yang sama seperti pada siklus pertama. Dengan demikian, berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama guru akan kembali mengikuti langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi pada siklus kedua. Keempat langkah dalam setiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut.

Bagaimana Merencanakan PTK?

Tahap perencanaan PTK terdiri atas mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah, serta merencanakan perbaikan.

a. Mengidentifikasi dan menetapkan masalah

Selama mengajar kemungkinan guru menemukan berbagai masalah, baik masalah yang bersifat pengelolaan kelas, maupun yang bersifat instruksional. Meskipun banyak masalah, ada kalanya guru tidak sadar kalau dia mempunyai masalah. Atau masalah yang dirasakan guru kemungkinan masih kabur sehingga guru perlu merenung atau melakukan refleksi agar masalah tersebut menjadi semakin jelas. Oleh karena itu, supervisor perlu mendorong guru menemukan masalah atau dapat juga guru memulai dengan suatu gagasan untuk melakukan perbaikan kemudian mencoba memfokuskan gagasan tersebut. Untuk melakukan hal ini, guru dapat merenungkan kembali apa yang telah dilakukan. Jika guru rajin membuat catatan pada akhir setiap pembelajaran yang dikelola-nya, maka ia akan dengan mudah menemukan masalah yang dicarinya. Atau agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah, maka seorang guru dituntut jujur pada diri sendiri dan melihat pembelajaran yang dikelolanya sebagai bagian penting dari dunianya. Setelah mengetahui permasalahan, selanjutnya melakukan analisis dan merumuskan masalah agar dapat dilakukan tindakan.

Contoh permasalahan yang dihadapi oleh Pak Anton, yaitu rendahnya motivasi sebagian besar siswa untuk menjawab pertanyaan atau siswa sering tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

b. Menganalisis dan merumuskan masalah

Sebenarnya secara tidak sadar guru telah melakukan PTK, yakni ketika guru melakukan evaluasi, menganalisishasil evaluasi, dan tindak lanjutnya. Jika masalah sudah ditetapkan, maka masalah ini perlu dianalisis dan dirumuskan. Tujuannya adalah agar paham akan hakikat masalah yang dihadapi, terutama apa yang menyebabkan terjadinya masalah tersebut. Untuk mengetahui penyebabnya, masalah ini harus dianalisis, dengan mengacu kepada teori dan pengalaman yang relevan.

Misalnya, untuk menganalisis penyebab permasalahan yang dihadapi oleh Pak Anton, guru dapat mengacu kepada teori keterampilan bertanya, dan mencari penyebabnya dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut.

1) Apakah rumusan pertanyaan yang dibuat guru cukup jelas dan singkat ?
2) Apakah guru memberikan waktu untuk berpikir sebelum meminta siswa menjawab ?

Jika setelah dianalisis, kedua pertanyaan di atas dijawab dengan ya, tentu harus dicari penyebab lainnya, misal : apakah penjelasan guru cukup jelas bagi siswa, apakah bahasa yang digunakan guru mudah dipahami, dan apakah ketika menjelaskan guru memberikan contoh-contoh. Jika umpamanya kedua pertanyaan di atas dijawab tidak, maka kita sudah dapat jawaban sementara, yaitu penyebab siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru adalah karena pertanyaan yang diajukan guru tidak jelas dan sering panjang dan berbelit-belit, serta guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir. Jika ini yang dianggap sebagai penyebab, maka guru dapat merencanakan tindakan perbaikan, yaitu dengan menyusun pertanyaan tersebut secara cermat, serta berusaha memberikan waktu untuk berpikir sebelum meminta siswa menjawab pertanyaan.

c. Merencanakan tindakan perbaikan

Berdasarkan rumusan masalah (juga mencakup penyebab timbulnya masalah), guru mencoba mencari cara untuk memperbaiki atau mengatasi masalah tersebut. Dengan perkataan lain, dalam langkah ini, guru merancang tindakan perbaikan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk merancang suatu tindakan perbaikan, guru dapat :

(1) mengacu kepada teori yang relevan,
(2) bertanya kepada ahli terkait, dan
(3) berkonsultasi dengan supervisor.

Ahli terkait mungkin ahli pembelajaran, mungkin pula ahli bidang studi atau pembelajaran bidang studi. Rencana tindakan perbaikan dituangkan dalam rencana pembelajaran.

Mari kita ambil kasus Pak Anton, yaitu masalah pertanyan guru yang tidak terjawab oleh siswa. Hasil analisis menunjukkan bahwa pertanyaan yang disusun guru terlampau panjang dan kurang jelas. Di samping itu, guru sering langsung meminta jawaban setelah mengajukan pertanyaan, dan kadang-kadang langsung mengarahkan pertanyaan ini pada siswa tertentu, sehigga siswa yang lain tidak memperhatikan pertanyaan tersebut. Akibatnya, hampir selalu pertanyaan tidak terjawab dan Pak Anton sering harus menjawab pertanyaannya sendiri atau melupakan pertanyaan tersebut. Dari hasil analisis tersebut, penyebab pertanyaan Pak Anton yang tidak terjawab adalah:

b. Pertanyaan Pak Anton terlampau panjang dan tidak jelas
c. Pak Anton tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan
d. Pak Anton sering mengajukan pertanyaan dengan menunjuk kepada siswa tertentu.

Apabila dikaji secara cermat ternyata ketiga penyebab tersebut berkaitan dengan pembelajaran, dalam hal ini keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan bertanya. Oleh karena itu, tindakan perbaikan yang harus dilakukan guru adalah meningkatkan keterampilan bertanya. Tindakan perbaikan ini kita cantumkan dalam rencana pembelajaran yang kita gunakan dalam mengajar. Satu hal yang sangat perlu kita perhatikan adalah bahwa PTK dilakukan dalam pembelajaran biasa, tidak ada kelas khusus untuk melakukan PTK karena pada hakikatnya PTK dilakukan oleh guru sendiri di kelasnya sendiri.

Bagaimana Melaksanakan PTK?

Siklus I

1) Tindakan I

Dengan melihat kasus Pak Anton, tindakan I adalah implementasi serangkaian kegiatan pembelajaran seperti yang telah direncanakan untuk mengatasi masalah. Karena penyebab pertanyaan Pak Anton yang sering tidak terjawab sudah diketahui, maka tindakan yang harus dilakukannya adalah :Membuat pertanyaan secara jelas dan tidak terlampau panjang.Pertanyaan ditujukan kepada seluruh siswaMemberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir dulu sebelum menjawab. Dalam tahap pelaksanaan tindakan, guru berperan sebagai pengajar dan pengumpul data, baik melalui pengamatan langsung, maupun melalui telaah dokumen, bahkan juga melalui wawancara dengan siswa setelah pembelajaran selesai. Guru juga dapat meminta bantuan kolega guru lainnya untuk melakukan pengamatan selama guru melakukan tindakan perbaikan. Selama proses belajar akan dilakukan observasi menyangkut aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Antara lain, bagaimana kualitas jawaban siswa dan apakah motivasi siswa menjawab pertanyaan guru meningkat?. Apakah hasil belajar siswa meningkat?

2) Refleksi I

Data yang dikumpulkan selama tindakan berlangsung kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil analisis ini guru melakukan refleksi, yaitu guru mencoba merenungkan atau mengingat dan menghubung-hubungkan kejadian dalam interaksi kelas, mengapa itu terjadi, dan bagaimana hasilnya. Hasil refleksi akan membuat guru menyadari tingkat keberhasilan dan kegagalan yang dicapainya dalam tindakan perbaikan. Hasil refleksi ini merupakan masukan bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan perbaikan berikutnya. Refleksi I dapat dilakukan oleh guru bersama siswa bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan jalan mengidentifikasi baik kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh maupun kekurangan-kekurangan atau hambatan-hambatan yang masih dihadapi. Kemudian, setelah mendapat persetujuan dari kedua belah pihak hasil refleksi tersebut digunakan untuk memperbaiki rencana tindakan pada siklus II.

b. Siklus II

1) Perencanaan Refleksi yang dilakukan pada akhir siklus I bertujuan untuk meng- identifikasi baik kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh maupun kekurangan- kekurangan atau hambatan-hambatan yang masih dihadapi. Hasil refleksi ini kemudian digunakan untuk memperbaiki rencana tindakan pada siklus II.

2) Tindakan II Tindakan II berupa implementasi serangkaian kegiatan pembelajaran yang telah direvisi untuk mengatasi masalah pada siklus I yang belum tuntas. Selama proses belajar pada siklus kedua ini juga akan dilakukan observasi menyangkut aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

3) Refleksi II Refleksi II juga dilakukan oleh guru bersama siswa bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis pelaksanaan tindakan pada siklus II dengan jalan mengidentifikasi baik kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh maupun kekurangan-kekurangan atau hambatan-hambatan yang masih dihadapi. Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat disimpulkan berhasil tidaknya keseluruhan tindakan implementasi pembelajaran di dalam kelas terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Apabila pada siklus II tujuan PTK sudah dapat tercapai, maka tidak perlu dilanjutkan siklus berikutnya. Tetapi apabila tujuan belum tercapai, maka perlu dilanjutkan siklus berikutnya. Kemudian, setelah mendapat persetujuan dari kedua belah pihak hasil refleksi tersebut digunakan untuk memperbaiki rencana tindakan pada siklus III. dil iGuru dapat membuat jurnal atau catatan seluruh kegiatan PTK yang telah akukannya. Catatan tersebut dapat digunakan untuk menyusun suatu karya i yang dapat disebarnovaslmiah luaskan menjadi suatu i, dan dapat dimanfaat-kan oleh guru-guru lainnya dalam m elaksanakan PTK

Sumber: http://abdurrahim65.wordpress.com/

Comments :

0 Comments to “Penelitian Tindakan Kelas”

 

Copyright © 2014 by Tengku Khairil Ahsyar