Share to Facebook

Thursday, June 5, 2014

Pengalaman Bimbingan Penelitian Tesis Pertama Dengan Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc

Untuk menyelesaikan pendidikan Strata 2 (S2) saya di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) tepatnya pada jurusan Ilmu Komputer, saya harus menghadapi yang namanya Tugas Akhir atau kalau dilevel magisternya disebut dengan Tesis. Tesislah yang memadukan berbagaimacam ilmu-ilmu yang ada baik dalam tasit maupun explisit agar menjadi suatu informasi dan pengetahuan baru. Dengan tesis pulalah kita dapat menentukan fokus minat bidang keilmuan yang akan kita dalami sebagai spesifikasi bidang ilmu yang mendukung pendalaman dan peningkatan kualitas pengetahuan kita.

Pada tanggal 4 Juni 2014 tepatnya di homebasenya calon pembimbing pertama Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc, saya bersama seorang teman datang kesana untuk menemui beliau konsultasi mengenai tesis/penelitian yang akan saya kerjakan. Pertemuan ini merupakan pertemuan dan bimbingan pertama saya dengan seorang Profesor yang memiliki bidang keilmuan yang satu linear dengan saya. Beliau merupakan salah satu guru besar yang memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman-pengalaman yang tidak pernah surut akan ide-ide yang terbarukan. Yang saya senang dengan beliau ini, beliau dapat memunculkan ide-ide yang sederhana dan menghasilkan output yang luar biasa dari ide yang sederhana tersebut.

Berbicara masalah penelitian yang akan saya jalani ini, tidak terlepas dari kualitas ilmu yang ada dalam diri saya yang selama ini telah saya pelajari, baik secara formal maupun informal. Ilmu dan pengalaman merupakan modal penting dalam mempermudah perjalanan hidup siapapun, terutama untuk menyelesaikan tantangan-tantangan yang datang sebagai ujian ujian hidup, khususnya saat ini dalam dunia pendidikan yang sekarang saya jalani. Dengan ilmu yang telah dipelajari dan pengalaman yang banyak didapati dari usaha-usaha kreatif untuk mencari sesuatu yang baru, kita akan menyadari bahwa betapa miskinnya pengetahuan kita selama ini dan betapa besarnya keagungan Allah akan rezeki-Nya yang berupa pengetahuan yang tidak terbatas cakupannya. Tidak ada satu manusia yang ada dimuka bumi ini yang mampu menguasai semua ilmu pengetahuan yang telah diciptakan oleh Allah SWT. Subhanallah... sangat luas dan tidak terbatas.

Pada saat saya dan teman saya bertemu langsung dengan salah satu dosen panutan saya ini untuk konsultasi mengenai penelitian yang akan saya kerjakan, grogipun muncul karena berhadapan langsung dengan orang yang sangat dihargai di kampus ini. Infocus dan laptop rupanya sudah tertata dengan rapi dalam kondisi dihidupkan, dalam hati saya berkata, berarti beliau sudah menanti dari tadi kehadiran kami. Hal ini diperkuat dengan komunikasi yang terjadi sebelum kami berangkat menggunakan mobil menuju ke homebasenya beliau. Saat itu, di dalam mobillah HP kami secara kebetulan berbunyi, dan rupanya di HP saya beliau menelpon dan menanyakan posisi kami berdua serta menyuruh agar kami segera menemui beliau karena beliau juga kebetulan masih ada kegiatan yang lainnya. 

Pada saat saya masuk, saya tetap menjaga mimik wajah saya untuk selalu tersenyum dan yang ketika dilihat oleh orang lain seperti biasa saja alias tidak seperti orang grogi. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar karena saya terlalu menyegani beliau dan takut kalau berbuat salah sedikitpun, padahal baru saja berbuat salah karena perbuatan yang tidak konsisten dengan janji (ketemuan). Terkadang sesuatu yang terlalu berhati-hati dalam menjaga sikap kepada beliau membuat saya juga bisa melakukan kesalahan, apalagi ditambah dengan sikap grogi saya. Seperti, ingin berhati-hati dalam berbicara, eh.. malah saya mengeluarkan perkataan yang terkadang memang tidak sesuai dengan persepsi beliau atau sedikit membuat beliau mengintrospeksi diri, bahasa saya yang terlontar memang seperti menasehati atau menanyakan kelemahan beliau. Sebenarnya, bukan itu maksud yang sudah dikeluarkan dari dalam mulut saya. Maksud saya adalah bahasa pendahuluan yang memancing pembicaraan awal ketika bertemu dengan beliau. Ehh... karena grogi tadi, saya jadi malah salting (salah tingkah), mungkin bukan salting, tapi salngong (salah ngomong) kali. Mungkin sikap saya itu adalah sebuah adaptasi saja terhadap orang yang saya anggap sangat spesial.

Kembali lagi ke tujuan awal saya memposting curhatan eksplisit saya ini....

Karena tekad yang kuat dan termasuk ke dalam rencana awal saya pada proses penelitian ini, saat Prof. Kudang menjelaskan mengenai penelitian yang memang telah beliau persiapkan untuk saya dan teman saya, saya mersakan saya sudah menemukan satu jalan atau solusi yang selama ini saya bingunkan, yakni mengenai topik penelitian. Sesuai dengan rencana dan tekad awal saya, saya berjanji ketika saya melakukan bimbingan dengan beliau, saya akan siap dengan segala konsekwensi, kesulitan dan tantangan saya sebagai seorang peneliti dari mahasiswa jurusan Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor yang akan mengembangkan dan memperdalam konsentrasi keilmuan saya tentunya melalui penelitian dan arahan-arahan dari seorang guru besar yang memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman yang seharusnya saya tangkap sebagai sebuah pengetahuan tasit yang nantinya bisa menjadi panutan saya dalam menjalani profesi saya dikemudian hari.

Memang sih, dari apa yang dijelaskan oleh beliau, tidak banyak yang terekam dalam memori kepala saya, namun dalam memori HP saya semua pembicaraan mulai dari awal sampai pertemuan kami selesai telah saya rekam. Dan itu merupakan salah satu trik atau jurus beliau yang pernah diajarkan ke kami, ketika salah satu pertemuan perkuliahan untuk matakuliah Knowledge Management System berlangsung. Intinya semua pengetahuan yang dikeluarkan oleh seorang expert (pakar) ketika melakukan sharing knowledge, itu harus dicapture (tangkap), salah satu caranya adalah dengan menggunakan recorder (alat perekam). Alhamdulillah, walaupun tidak banyak yang saya pahami pada saat beliau menjelaskan materi yang akan diteliti, namun dirumah saya bisa memahaminya dengan baik, dan berhasil saya eksplisitkan melalui dokumen word dari hasil diskusi tersebut. Hasilnya, tetap saja otak ini masih bingung dan harus banyak mencari, menggali, bertanya dan selalu aktif, alias tidak boleh malas. Teringat dengan pesan beliau mengenai penelitian yang akan dikerjakan, "Penelitian ini masih baru dan karena ini baru, kamu harus lebih agresif, kreatif, inovatif dan harus banyak berfikir".

Jadi, hasil diskusi yang saya dapatkan pada pertemuan pertama pada bimbingan tesis ini telah saya dokumentasikan dengan baik. Hal ini saya lakukan karena saya ingin mengeksplisitkan kegiatan awal penelitian saya ini agar pada saat ketika saya butuhkan, saya dapat mempelajarinya lagi dengan mudah. Selain itu, postingan saya ini juga saya jadikan sebagai curhatan dari pengalaman pertama saya pada saat melakukan bimbingan penelitian dengan seorang panutan yang memiliki pengetahuan dan cara berfikir yang modern yang tidak hanya sekedar memikirkan dunia saja, akhiratpun beliau juga sangat fokus. Buktinya, Prof. Kudang tersebut mampu menghafal 30 Juzz Al-Qur'an. Subhanallah...

Dan kepada teman-teman yang akan maupun sedang menjalani penelitian, Keep Spirit dan tetap jaga kesehatan.

Comments :

0 Comments to “Pengalaman Bimbingan Penelitian Tesis Pertama Dengan Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc”

 

Copyright © 2014 by Tengku Khairil Ahsyar