Share to Facebook

Friday, September 19, 2008

Jalan Untuk Tobat

DI ANTARA manfaat agung yang kembali kepada kaum muslimin pada bulan yang mulia ini ialah tobatnya kepada Allah, intropeksi diri, mengkaji ulang sejarah hidupnya. Pintu tobat terbuka, anugerah Tuhanmu diberikan, fadilah Allah ada di waktu pagi dan sore. Tetapi mana orang yang bertobat dan meminta ampunan Allah?

Allah berfirman, “Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Az-Zumar: 53)

Bulan ini adalah bulan tobat dan ampunan. Bulan kedermawanan dan maaf. Saat yang lebih mahal dari apapun yang mahal, lebih berharga dari apapun yang berharga.

Wahai orang-orang yang berpuasa, bulan ini adalah kesempatan kita untuk bertobat yang sesungguh-sungguhnya. Hari-hari ini adalah rampasan perang untuk kita. Mengapa kita tidak bersegera mengambil kesempatan dan pampasan perang ini?

“Bersegeralah tobat nashuha sebelum maut datang menjemput. Jangan anggap remeh dosa-dosa, sesungguhnya amal itu harus sampai tuntas.”

Orang-orang yang berpuasa, kemudian mereka kembali ke pangkuan Tuhan Al-Haq, yang mempunyai kuasa menghukum, dan yang paling cepat membuat perhitungan, mereka itulah pergi dengan amal, dan meninggalkan jejak.

“Wahai rambutku, apa yang kami katakan dan apa yang kam kerjakan, padahal urusan saat itu sangat sulit. Sesungguhnya kepada Allah jua kami mengadu dengan kekerasan hati kami dan setiap hari pengingat mati datang.”
Di antara ciri diterimanya ibadah puasa adalah sungguh-sungguh dalam bertobat, berhasrat benar untuk tidak kembali, menyesali maksiat yang dilakukan kepada Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS Asy-Syura: 25)

Sebagian orang yang berpuasa keadaannya istiqomah, perilakunya baik, pada bulan Ramadhan. Manakala Ramadhan telah berlalu dan puasa telah pergi, ia kembali kepada keadaan lama dan jalan hidup semula. Ia rusakkan apa yang telah ia perbaiki selama bulan Ramadan, hidupnya dihabiskan untuk merusak dan membangun.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya setelah yang sudah dipintal dengan kuat.” (QS An-Nahl: 92)

Kebanyakan para salaf, bila Ramadan telah berlalu, mereka menangis karena berpisah dengannya. Mereka menyanyangkan kepergiannya, menyesali kepindahannya. Itu karena banyaknya amal saleh yang mereka lakukan, karena kesucian hari mereka, dan kebersihan jiwa mereka.

Ya Allah, berilah kami taufik sebagaimana Engkau memberi taufik kepada hamba-hamba-Mu yang saleh, dan tunjukkanlah kami kepada jalan-Mu yang lurus.(www.ujecentre.com)

Comments :

0 Comments to “Jalan Untuk Tobat”

 

Copyright © 2014 by Tengku Khairil Ahsyar